Diri sejati (Inggris: true self, disebut juga sebagai diri otentik) dan diri palsu (Inggris: false self, disebut juga sebagai diri ideal dan diri semu) adalah konsep psikologis dengan basis psikoanalisis yang diperkenalkan oleh Donald Winnicott pada tahun 1960.[1] Winnicott menggambarkan diri sejati sebagai perasaan atas pengalaman otentik-spontan, penuh energi, dan menjadi diri yang sebenarnya.[2] Sebaliknya, diri palsu mengacu pada fasad defensif,[1] yang dalam kasus ekstrim dapat membuat individu yang bersangkutan bertindak kurang spontan dan merasa kosong dibalik tampilan luarnya yang terlihat normal.[1]
Konsep ini kerap dikaitkan dengan narsisme.